Beranda | Artikel
Obat untuk Orang yang Malas Salat Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiar #NasehatUlama
Senin, 14 November 2022

Sebagian saudara-saudara kita
berat dan sulit untuk mengerjakan salat.

Baik itu sepenuhnya, yakni salat sepenuhnya terasa berat baginya,
baik itu ia seorang penuntut ilmu, bukan penuntut ilmu, atau orang yang baru masuk Islam.

Maupun terasa berat baginya beberapa wajibnya atau sunah muakad-nya saja.Di antara hukum wajib dalam salat—berdasarkan pendapat banyak ulama—adalah salat secara berjamaah.

Sebagian orang merasa berat melakukan salat berjamaah, tapi ia tetap salat.
Kami katakan bahwa hal pertama yang harus dipegang teguh—setelah perhatiannya terhadap salat—
adalah melatih dirinya untuk mendirikan salat melalui dua cara:

[PERTAMA]
Cara pertama, rutin melakukan suatu ibadah dengan sunah-sunahnya.
Barang siapa yang rutin melakukan hal wajib sekaligus sunah-sunahnya, maka ketika ia dalam keadaan malas

akan tetap menjalankan hal wajib tersebut, dan hanya meninggalkan yang sunah.
Ini cukup jelas. Inilah makna perkataan Imam Ahmad bahwa orang yang meninggalkan sunah rawatib adalah orang yang buruk.

Karena pada saat ia dalam keadaan lemah dan malasnya, bisa jadi akan meninggalkan yang wajib.

[KEDUA]
Cara kedua, memberi perhatian besar pada salat-salat yang paling ditekankan.
Salat fardu lima waktu yang paling ditekankan adalah Salat Asar,
lalu Salat Subuh, kemudian Salat Isya.

Orang yang menjaga tiga salat ini,
akan mampu menjaga salat-salat lainnya.

Bahkan, para ulama menyatakan bahwa orang yang menjaga Salat Asar
akan mampu menjaga salat-salat lainnya.

Sebagaimana yang Allah ‘Azza wa Jalla firmankan, “Jagalah semua salat dan Salat Wustha …” (QS. Al-Baqarah: 238)
Makna Salat Wustha adalah Salat Asar.

Menjaga Salat Asar sangat ditekankan, lebih ditekankan daripada salat lainnya.
Bahkan, sebagian Nabi tidak disibukkan kecuali dari Salat Asar.
Nabi Sulaiman pernah tersibukkan darinya.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tersibukkan dari Salat Asar pada saat perang Khandaq,
dan beliau mengerjakannya setelah waktunya habis.

Oleh sebab itu, jika kamu melihat orang yang merasa berat melakukan salat,
maka katakan padanya:
“Biasakan dirimu untuk menjaga Salat Asar!”

Salat Asar merupakan salat pertengahan.
Barang siapa yang menjaga Salat Asar dan salat-salat lainnya “Jagalah semua salat dan Salat Wustha, …”
maka ia akan mampu menjaga salat lainnya setelah itu.

====

وَبَعْضُ الْإِخْوَانِ

يَعْنِي يَكُونُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ أَمْرُهَا ثَقِيلٌ وَشَاقٌّ

إِمَّا بِالْكُلِّيَّةِ فَيَشُقُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ

سَوَاءً مِنْ طَلَبَةِ الْعِلْمِ أَوْ مِنْ غَيْرِهِمْ أَوْ مِنْ حَدِيثِ عَهْدٍ بِالْإِسْلَامِ

أَوْ يَشُقُّ عَلَيْهِ بَعْضُ وَاجِبَاتِهَا أَوْ مَنْدُوْبَاتِهَا الْمُؤَكَّدَةِ

فَمِنَ الْوَاجِبَاتِ فِي قَوْلِ كَثِيرٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَهُوَ الْجَمَاعَةُ

فَبَعْضُ النَّاسِ قَدْ تَشُقُّ عَلَيْهِ الْجَمَاعَةُ وَلَكِنَّهُ يُصَلِّي

فَنَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا يَلْزَمُ الْمَرْءُ بَعْدَ الْعِنَايَةِ بِالصَّلَاةِ

أَنْ يُدَرِّبَ نَفْسَهُ عَلَيْهَا بِأَمْرَيْنِ

الْأَمْرُ الْأَوَّلُ أَنْ يَأْتِيَ بِالشَّيْءِ مَعَ مَنْدُوبَاتِهِ

فَمَنْ أَتَى بِالْوَاجِبِ مَع مَنْدُوبَاتِهِ فَإِنَّهُ فِي حَالِ كَسَلِهِ وَضَعْفِهِ

فَإِنَّهُ يَأْتِي بِهِ بَعْدَ ذَلِكَ عَلَى سَبِيلِ الْوُجُوبِ وَيَتْرُكُ الْمَنْدُوبَ

وَهَذَا وَاضِحٌ وَهَذَا مَعْنَى قَوْلِ أَحْمَدَ إِنَّ الَّذِي يَتْرُكُ السُّنَنَ الرَّوَاتِبَ رَجُلٌ سُوءٌ

لِأَنَّهُ فِي حَالِ ضَعْفِهِ وَفُتُوْرِهِ قَدْ يَتْرُكُ الْفَرَائِضَ

الْأَمْرُ الثَّانِي أَنْ يُعْنَى بِالصَّلَوَاتِ الْآكَدِ

وَآكَدُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ الْعَصْرُ

ثُمَّ الْفَجْرُ ثُمَّ الْعِشَاءُ

فَهَذِه الصَّلَوَاتُ الثَّلَاثُ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا

فَإِنَّهُ سَيُحَافِظُ عَلَى الْبَاقِي

بَلْ قَدْ نَصَّ أَهْلُ الْعِلْمِ أَنَّ مَنْ حَافَظَ عَلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ

فَإِنَّهُ سَيُحَافِظُ عَلَى الْبَاقِيَاتِ

كَمَا قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى

فَالصَّلَاةُ الْوُسْطَى هِيَ صَلَاةُ الْعَصْرِ

فَصَلَاةُ الْعَصْرِ الْمُحَافَظَةُ عَلَيْهَا مُؤَكَّدٌ آكَدُ مِنْ غَيْرِهَا

وَمَا شُغِلَ بَعْضُ الْأَنْبِيَاءِ إِلَّا عَنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ

فَقَدْ شُغِلَ سُلَيْمَانُ عَنْهَا

وَشُغِلُ نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهَا فِي غَزْوَةِ الْخَنْدَقِ

وَمَا صَلَّاهَا إِلَّا بَعْدَ خُرُوجِ وَقْتِهَا

فَلِذَلِكَ إِذَا رَأَيْتَ شَخْصًا تَثْقُلُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ

فَقُلْ لَهُ

عَوِّدْ نَفْسَكَ عَلَى الْمُحَافَظَةِ عَلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ

هَذِهِ هِيَ وُسْطَى الصَّلَوَاتِ

فَمَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَاةِ وَسَائِرِ الصَّلَوَاتِ حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى

فَإِنَّهُ سَيُحَافِظُ عَلَى بَاقِي الصَّلَوَاتِ بَعْدَ ذَلِكَ


Artikel asli: https://nasehat.net/obat-untuk-orang-yang-malas-salat-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiar-nasehatulama/